Minggu, 31 Januari 2010

tidak sesuai harapan

inovasi PLN Pontianak, 29 januari 2010 Inovasi PLN Tidak Sesuai Dengan Yang Diharapkan Pada tanggal 15 Januari 2010 Direktur Operasional Indonesia

Pontianak, 29 januari 2010

Inovasi PLN Tidak Sesuai Dengan Yang Diharapkan


Pada tanggal 15 Januari 2010 Direktur Operasional Indonesia Barat ( Dir Op IB ) yaitu Bapak Hari jaya pahlawan didampingi direktur SDM dan umum yaitu Bapak Edi Erning Praja datang ke pontianak untuk melantik Bapak Widodo Budi Nugroho sebagai General Manejer wilayah Kalimantan Barat yang baru.
Kemudian pada hari berikutnya yaitu pada tanggal 16 januari 2010 Dir Op IB datang di gedung Scada untuk menyelesaikan 3 inovasi baru yang dimiliki PLN wilayah Kal-Bar. Inovasi tersebut adalah Drive Thrue, Call Center 123, dan SCDA (Supervisory Control and Data Acquisition). Secara keseluruhan tujuan dari inovasi ini adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan PLN kepada pengguna jasa energi listrik di wilayah Kal-Bar. Selain itu inovasi ini juga satu-satunya system pelayanan terbaru yang dimiliki PLN dan belum ada di daerah manapun diseluruh Indonesia.
Memang di akui upaya PLN dalam meningkatkan mutu pelayanannya pada pengguna jasa energi listrik sudah sangat baik. Namun perlu kita ketahui upaya yang dilakukan PLN hanya semata-mata untuk meningkatkan mutu pelayanannya kepada pelanggan pengguna energi listrik, padahal di daerah-daerah yang ada di Kal-Bar masih banyak yang yang lebih penting untuk dibenahi oleh PLN bahkan masih banyak daerah yang belum terjamah oleh PLN.
Beberapa hari yang lalu juga melalui salah satu media cetak yang ada di Kal-Bar seorang guru PNS yang berdomisili di ujung kota Bengkayang menyampaikan keluhannya bahwa di daerah tempat tinggalnya belum pernah menikmati terang listrik. Kemudian kita lihat di seberang ibu kota kabupaten Sanggau sampai ke kecamatan Tayan Hilir di wilayah itu juga sampai sekarang belum pernah terjamah oleh PLN. Selama ini mereka hanya menggunakan penerangan yang dinyalakan oleh generator milik pribadi dengan biaya pengeluaran mencapai Rp. 10.000,00 / setengah malam. Padahal potensi SDA yang dimiliki daerah ini sangat tinggi, terbukti dengan adanya salah satu perusahaan besar yang bernama ANTAM (Aneka Tambang) yang akan berdiri di Dusun Piasak kecamatan Tayan Hilir.
Sadar atau tidak sadar dampak dari kurangnya pemerataan listrik yang diberikan pemerintah berakibat menurunnya SDM yang dimiliki daerah tersebut terutama Sektor Pendidikan. Banyak anak-anak putus bahkan tidak pernah mengenyam bangku sekolah, dikarenakan besarnya pengeluaran orang tua mereka pada malam hari.

Arfandi salah seorang masyarakat dusun Silok. desa Balaingin. kecamatan Tayan Hilir. kabupaten Sanggau dengan wajah berharap-harap mengatakan “Anak-anak tempat ini banyak yang putus sekolah dikarenakan besarnya biaya pengeluaran kami pada malam hari, saya yakin kalau pemerintah khususnya Pem-Da kabupaten Sanggau mau mendengar serta memberikan akses PLN kepada masyarakat disini, anak-anak kami tidak akan putus sekolah.”
Dalam program Seratus Hari SBY-Boediono, menyinggung untuk meningkatkan daya listrik keseluruh wilayah di Indonesia. Lantas menjadi sebuah pertanyaan ‘mengapa sampai sekarang program tersebut belum terealisasikan’. Begitu juga dengan Pem-Kot Kal-Bar mengapa inovasi yang diberikannya hanya mengutamakan mutu pelayanan kepada masyarakat padahal masih banyak permasalahan yang lebih parah dari itu yang harus dipenuhi seperti yang diagendakan SBY-Boediono.
Iovasi Drive Thrue, Call Center 123, dan SCDA yang baru saja di resmikan sama sekali tidak tepat sasaran, inovasi ini tidak tapat pada sasaran keinganan rakyat. Dua contoh daerah di atas merupakn bukti bahwa iinovasi tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat. Tidak sesui dengan harapan rakyat.
Saya atas nama rakyat yang belum terjamah oleh PLN sangat berharap agar Pem-Kot dan Pem-Da bekerja sama dengan pihak PLN untuk mendengarkan serta mewujudkan aspirasi masyarakat daerah Kal-Bar untuk melakukan pemeratan PLN terhadap daerah-daerah yang belum terjamah oLeh PLN.